Cerita Sukses

Si Pemalu Yang Berani Maju

H. Basit Sugianto, LCED

Basit Sugiyanto, ia tak pernah menyangka jika dirinya akan dijerumuskan oleh sang kakak untuk masuk ke dalam sebuah bisnis. Padahal sama sekali tak ada niatan untuk mengikuti bisnis, yang konon katanya bukan sekadar bermuamalah, tetapi juga membangun ukhuwah islamiyah sesama mitra. Bukan waktu yang sebentar bagi Basit untuk berkata iya, terlebih dengan keterbatasan diri membuatnya merasa ragu.

Walaupun sang kakak sudah memintanya berkali-kali, bahkan setengah memaksa untuk mengajaknya masuk ke dalam bisnis tersebut. Basit merasa ia tak akan mampu sukses dalam bisnis ini karena notabene cara mengembangkannya dengan berbicara pada banyak orang, meyakinkan orang membeli produk supaya mendapatkan keuntungan, dan mengajaknya bergabung supaya jaringan bisnis menjadi lebih luas.

Mentornya terus berusaha meyakinkan Basit untuk mau mencoba dan jangan kalah dengan kekhawatirannya. Dengan mengucap bismillah, Basit memulai home sharing pertamanya dengan mengundang banyak orang. Ia mengundang teman-teman, kenalan, saudara, bahkan para tetangga. Tetapi ternyata sama sekali tidak ada yang datang di hari yang sudah ditentukan.
Ia tak ingin langsung menyerah karena untuk sukses diperlukan proses yang tak mudah. Dirinya kembali menyusun rencana untuk mengadakan sharing di waktu lain. Buktinya, beberapa hari ia mengirim pesan singkat bahwa ada temannya yang tertarik dengan bisnis network syariah ini.

Ada rasa senang bercampur grogi muncul di hati Basit. Ia tak tahu apa yang harus dikatakan untuk meyakinkan orang tersebut supaya bergabung. Saat ia meminta saran dari mentor, akhirnya sang mentor mau mendampingi Basit menemui calon mitra. Alhamdulillah, setelah dijelaskan dengan lengkap orang itu bergabung di HNI. Berhasil mengundang mitra membuat rasa bahagia yang tak bisa ia ungkapkan. Ia pun berusaha untuk bisa mengundang lebih banyak lagi mitra dan memperkuat jaringannya sendiri.

Dengan modal nekat, Basit berbicara di depan semua tamu undangan yang hadir dalam home sharing besar-besarannya itu. Bagaimanapun hasilnya harus disyukuri, yang penting sudah berusaha. Alhasil, di debut pertamanya menjadi pembicara solo, tak ada yang mendaftar, membeli produk pun tidak ada. Dirinya memang merasa kecewa, itu adalah hal yang manusiawi dan lumrah. Apalagi persiapannya untuk mengadakan home sharing ini bukan main-main.

Namun kembali pada niatan awalnya, yakni untuk mengembangkan diri dan menjadi versi lebih baik dari dirinya yang dahulu. Tak apa-apa gagal di kali pertama, masih banyak waktu untuk mencoba dan memperbaiki diri. Perlahan tapi pasti, HNI mengubah segalanya dalam diri Basit. Personality yang menjadi berani, attitude yang lebih baik, dan punya jiwa usaha.

Hal yang paling nampak adalah sifat pemalunya sudah jauh lebih baik. Sekarang ia sudah mampu bicara di depan umum dan meyakinkan para mitra mengenai konsep berbisnis di HNI. Setelah berhasil melawan ketakutannya sendiri, Basit pun mendapatkan hadiah yang manis berupa bonus dari HNI. ia memiliki impian yang tak akan pernah bosan untuk ia kejar, yaitu senantiasa berbuat baik.

Ia berusaha mempertahankan kinerja bagus di HNI karena ini merupakan bisnis yang bagus dengan masa depan cerah dan tentunya juga berusaha terus menjaga kemakmuran bisnis ini. “Sukses di bisnis ini bersama untuk membangun ekonomi umat dan kebangkitan umat islam. Tak ada garansi sukses sendiri. Sukses itu milik bersama. Itulah HNI,” ujarnya bersemangat.

OTHER STORY