Indahnya Hadiah dari Allah Setelah Perjalanan yang Panjang
Desria Mayang S.
Desria Mayang Sari adalah gadis yang berasal dari Lhokseumawe ini lolos menjadi ASN atau PNS sejak lulus SMA. Sehingga kehidupannya sudah terjamin di usia muda. Ia kuliah pun sudah berpenghasilan dan tak memikrkan hal lain lagi selain berkarya dan berkontribusi untuk negara.
Suatu ketika, dirinya yang mendapat amanah menjabat sebagai ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) di Aceh Utara, memiliki tanggung jawab untuk memilah siapa saja yang ingin berhubungan dengan komunitasnya tersebut, termasuk seorang member HNI.
“Tapi KAMMI enggak ada hubungannya sama dagang, Ustaz. Sepertinya enggak cocok jika presentasi di sini,” tolaknya suatu ketika.
Namun karena orang tersebut berkali-kali datang, menjelaskan visi misi HNI akhirnya diizinkan untuk melakukan presentasi. Selain itu, Desria sebagai ketua diberikan tiket gratis untuk menghadiri acara di Medan.
“Lho acara apa ini? Katanya seminar bisnis, tapi kok isinya nasyid semua?” gumamnya bingung. Desria yang semula niat tak niat untuk menghadiri acara tersebut, akhirnya betah karena nyaman dengan atmosfernya yang jauh dari acara bisnis.
Sepulang dari seminar tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan HNI. Bukan karena bisnisnya, melainkan karena ada unsur dakwah di dalam komunitas network syariah ini, ia merasa jika bersama HNI bisa melakukan lebih banyak hal yang bermanfaat untuk umat.
Memang pada awalnya Desria hanya fokus pada pengobatan ala nabi yang menjadi daya tarik dari HNI, bukan pada berjualan produk dan membesarkan jaringan. Sebab dirinya sendiri sudah merasa cukup dengan gaji yang ia dapatkan sebagai PNS.
Namun pikirannya berubah saat ia mengikuti seminar, di mana Pak Erwin menjadi pembicaranya dan kalimatnya yang terus terngiang di benak Desria. "Jika memang yakin bahwa ini adalah dakwah maka harus dibesarkan, harus dilebarkan. Seberapa yakin Anda terhadap perusahaan ini secara utuh sebagai jalan dakwah."
Sejak meyakini bahwa HNI secara utuh adalah jalan dakwah maka ia memulai syiarnya. Tak sepantasnya, dakwah dilakukan setengah-setengah dan tidak maksimal, pikirnya. Sepulang kerja ia melakukan presentasi di berbagai tempat. Tak ada hari tanpa presentasi, baik di pengajian, arisan, posyandu, bahkan di mushola-mushola kampung. Hal itu terus dilakukan sampai hampir semua tempat di kota sudah ia datangi, dan dirinya mulai merambah ke daerah yang lebih dalam. Desria juga sangat gencar dan telaten dalam mensyiarkan HNI, arena perusahaannya dibuat dan dimiliki oleh sesama muslim, produk yang dibuat juga jelas halal dan manfaatnya untuk muslim.
“Salah satu realisasi kita menjalankan thibbun nabawi adalah dengan mengonsumsi produk herbal yang halalan thoyyib serta diproduksi oleh muslim dan HI memenuhi semua itu," ujarnya dalam sebuah sharing di depan ibu-ibu kader posyandu.
Perjalanannya mensyiarkan HI tak selamanya indah, ada kalanya penuh dengan perjuangan dan rasa lelah. Apalagi saat melakukan presentasi di desa-desa, dengan jalanan naik turun gunung yang terkadang berbatu-batu dan belum beraspal, saat hujan jadi luar biasa dingin dan juga becek berbahaya.
Pernah suatu ketika, rantai motornya putus di tengah jalan pegunungan yang sepi dan jarang sekali dilintasi oleh orang lain. Untuk didorong sampai ke perkampungan tak mungkin, karena jalan yang menanjak tinggi dan produk yang ia bawa cukup berat. Namun karena Desria selalu memulai semua dengan bismillah dan niat untuk beribadah, sesulit apa pun ia meyakini selalu akan ada kemudahan di dalamnya, Allah menyertakan kemudahan dan ada orang yang selalu menolong.
"Alhamdulillah sekarang dengan perantara bonus HNI sudah mempunyai mobil, saya dulu berprinsip bahwa kita adalah khalifah, dan khalifah tidak hanya diam di satu tempat. Dunia Allah itu luas dan harus dilihat," ujarnya.
"Atas izin Allah HN1 mewujudkan itu semua, akhirnya bisa umrah. Kemudian juga jalan-jalan ke Eropa, Singapura, dan sebagainya," papar Desria, menceritakan pencapaian yang ia dan timnya berhasil dapatkan.
la ingat betul perjuangan yang paling terasa itu ke mana-mana menggunakan motor dengan barang yang banyak dan menempuh perjalanan yang lama dengan medan yang berat. Apalagi dulu di Aceh belum ada leader-nya, jadi semua acara adanya di Kota Medan dan menggerakkan mitra ke sana tidak main-main perjuangannya.
Sekarang Desria merasa jika keputusannya aktif di HNI benar-benar tepat, tak hanya perekonomian dirinya yang makin kokoh, tetapi kepribadiannya juga terbentuk jadi lebih kuat dan tangguh. Dirinya sebagai si bungsu akhirnya berhasil ikut membantu keluarganya secara finansial di usia yang mash sangat muda.
Saat ditanya mengenai triknya mencapai kesuksesan, pemilik senyum manis itu menjawab dengan santai, "Karena ini bisnis jaringan, yang paling penting adalah membesarkan team dan membesarkan pasar. Menemukan tim terlebih dahulu lalu fokus saja pada yang mau kita capai sehingga tidak sempat melihat kiri dan kanan, serta selalu percaya dan husnudzon kepada Allah Swt. Seberat apa pun, percayalah Allah Swt. akan selalu memberikan momen senyuman di sela lelah dan rumitnya kondisi sebagai hadiah indah perjuangan."
OTHER STORY
Divonis Usianya Tak Lama Lagi, Allah SWT Izinkan Sehat dengan Herbal
Penjual Es Teh dan Kue Pancong yang Berhasil Meraih Mimpi