Cerita Sukses
Cerita Sukses
Shift pagi dan malam, pergi pagi pulang sore, berangkat malam pulang subuh, sudah jadi makanan sehari-hari seorang karyawan di sebuah perusahaan.
Waktu bersama keluarga tersita, waktu makan sering tertunda, waktu untuk bersosialisasi hampir tidak ada. Itulah yang dirasakan oleh Pajarso.
Sewaktu menjadi karyawan, Pajarso hanya memiliki waktu di hari libur, itu pun harus dibagi-bagi untuk istirahat, quality time bersama keluarga, dan bersosialisasi dengan para tetangga.
Memang ia sudah menjadi karyawan tetap di sebuah perusahaan bonafide di kawasan industri Cibitung, gaji dan kesejahteraannya pun sudah terjamin, tetapi rasanya ia tak ingin masa-masa produktifnya dihabiskan untuk mengembangkan bisnis orang lain.
Berangkat dari pikirannya itu, Pajarso memutuskan untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi. Baik dari segi manajemen waktu, juga dari penghasitan untuk keluarga.
Tetapi bagaimana?
“Join, yuk! Prospeknya bagus nih, karena menyediakan produk herbal yang jelas alami dan halal juga. Apalagi buat join sangat murah, buat kita-kita ini cocok lah. Member-nya buat seumur hidup juga, mantap kan?” ajak seorang teman yang juga sesama karyawan, yakni Bapak Mahmudin Purwo Saputro.
Mendengar bahwa kriteria HNI yang memenuhi syarat bisnis impiannya, tak berpikir panjang lelaki itu pun langsung bergabung dan rajin mengikuti berbagai pelatihannya.
Namun, seperti manusia lainnya, Pajarso sempat merasa bosan dengan bisnis HNI karena chemistry antara bisnis dan hatinya tak kunjung datang.
Apalagi kondisinya yang masih bujang kala itu, tak dikejar-kejar urusan dapur, jadi dengan gajinya sebagai karyawan masih oke walau pas-pasan.
la pun memutuskan untuk vakum dari bisnis HNI selama tiga tahun.
Akan tetapi, takdir membawanya untuk kembali ke HNI.
Saat itu ia tak sengaja datang ke sebuah training bisnis, ternyata itu adalah kisah lamanya yang sempat berpisah. Karena itulah Pajarso merasa bahwa ini titik baliknya, sekarang saatnya benar-benar berubah.
"Dulu ke mana aja kamu? Dibimbing sama top leader malah ngacir, enggak jalan. Apalagi sekarang? Mana bisa kamu sukses?" cemooh salah satu kenalan, tetapi hal itu tak ia masukkan hati dan malah dijadikan cambuk semangat.
Kala itu, Pajarso memang belum berkeluarga dan tak ada alasan kuat untuk lebih gukses lagi. Sementara sekarang?
Alhamdulilah, ia sudah menikah dan punya seseorang yang harus ia bahagiakan selain kedua orangs tuanya. Maka, sukses di HNI adalah jalan satu-satunya.
Dengan semangat baru, Pajarso memulai lagi langkahnya membesarkan bisnis HNI miliknya.
"Hari ini mau home sharing lagi?" tanya sang istri, saat lagi-lagi suaminya itu berangkat lebih awal.
"Iya, demi kamu dan buah hati kita," sahut Pajarso sambil mencubit dagu istrinya. Wanita kesayangannya itu pun hanya bisa tersipu malu setelah mendengar jawabannya.
Pajarso memang sering berangkat lebih awal sebelum jam kerja, untuk melakukan home sharing, mendatangi orang-orang dan kenalan untuk sharing mengenai bisnis HNI, mengajak mereka untuk hijrah ke kehidupan yang lebih baik. Bukan hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk keadaan ekonomi mereka.
Memang sangat sulit rasanya, setiap hari harus melakukan hal tersebut tanpa henti. Butuh tenaga dua kali lipat, terlebih ia tak memiliki kendaraan sendiri dan harus menggunakan angkot untuk mencapai para mitra.
“Mas, kok bonus segini-gini saja? Padahal sudah home sharing hampir setiap hari bahkan hingga pulang larut malam. Bulan ini hanya 169 ribu," keluh sang istri.
"Enggak apa-apa, Mas senang melakukan ini," ujar Parjaso dengan tenang.
“Kamu tenang saja, suatu hari pasti akan berubah dan berbuah. Suatu saat nanti," lanjur Pajarso menenangkan istrinya.
Tak henti ia meminta sang istri untuk terus mendukungnya, supaya ia tak lelah dan berhenti berharap. Apalagi di awal-awal perjuangannya, bonus yang didapat pun tak seberapa dan sering naik turun tak stabil.
Padahal ia sudah melakukan semua prosedur sesuai dengan yang disarankan para mentor.
Menyerah? Tentu tidak. Pajarso malah terus berusaha untuk memperbaiki metode sharing-nya, meningkatkan teknik-teknik yang ia jalankan.
Ditolak? Sudah biasa. Ketika banyak mitra yang mandek, ia dekati terus dan meningkatkan semangatnya. Intinya, jangan mudah loyo dan menyerah karena satu halangan saja.
"Istiqomah, itu kuncinya. Jika kita ada di sistem yang benar, jalankan dengan benar dan sungguh-sungguh maka kita akan ikut besar," tuturnya penuh optimisme. la tak sekadar bicara, sebab pada kenyataannya hal itu telah terbukti dengan nyata.
Terbayang masa-masa sulitnya merintis bisnis ini, saat orang yang ia ajak bergabung malah berbalik membencinya dan selalu berusaha menghindar.
Pajarso tak baper, ia hanya merasa bahwa orang itu belum memahami konsep produk halal dan thoyyib untuk kesejahteraan hidup. Tak apa, toh di luaran sana masih banyak yang terbuka hati dan pikirannya untuk sepaham dengan HNI.
Sekarang hidupnya jauh lebih baik, dengan mengambil semua peluang yang ada, tekun, dan pantang menyerah. Akhirnya satu per satu mimpi telah ia dapatkan.
Hal yang terpenting adalah ia terbebas dari rutinitas karyawan yang melelahkan, fokus membangun bisnisnya yang membawa Pajarso pada kebebasan finansial.
Keluarganya juga lebih sehat dan harmonis, quality time selalu terjaga, serta tetap bisa jadi anggota masyarakat yang baik berkat manajemen waktu di HNI yang sangat fleksibel.
PT HPAI - Halal Network International (HNI)
Head Office
HNI PLAZA, Jl. Raya Kalimalang - Billy Moon, RT 03 RW 10, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur 13450
Leaders Office
Komplek Sentra Kota Jatibening Blok F1-F5 RT001/RW003, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
Telp : 021-8690-9600
Fax : 021-8690-6645
Ikuti Kami:
Layanan HALO HNI
Tlp: Senin - Jum'at 08.00 - 17.00
Email & Telegram: 24 jam
Fanpage : pthpai
Menu Lainnya
TERDAFTAR